Rabu, 18 November 2009

mengusap muka setelah shalat


Salah satu kebiasaan yang sering kita lihat, setiap selesai mengucapkan salam dalam shalat, umat Islam mengusap wajah dengan kanannya. Hal ini didasarkan satu riwayat bahwa setelah bahwa Rasulullah SAW selalu mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.

عَنِ السَّائِبِ بْنِ يِزِيْدِ عَنْ أَبِيْهِ أنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إذَا دَعَا فَرَفَعَ يَدَيْهِ مَسَحَ وَجْهَهُ بِيَدَيْهِ --
سنن أبي داود

Dari Saib bin Yazid dari ayahnya, “Apabila Rasulullah SAW berdoa, beliau beliau selallu mengangkat kedua tangannya, lalu mengusap wajahnya dengan kedua tangannya." (HR Abu Dawud, 1275)

Begitu pula orang yang telah selesai melaksanakan shalat, ia juga disunnahkan mengusap wajah dengan kedua tangannya, sebab shalat secara bahasa berarti berdoa. Di dalam shalat terkandung doa-doa kepada Allah SWT Sang Khaliq. Sehingga orang yang mengerjakan shalat berarti juga sedang berdoa. Maka wajar jika setelah shalat ia juga disunnahkan untuk mengusap muka.

Syekh Abu Bakar bin Muhammad Syatha dalam kitab I’anatut Thalibin menyatakan: Imam Nawawi dalam kitabnya al-Adzkar, dan kami juga meriwayatkan hadits dalam kitab Ibnus Sunni dari Sahabat Anas bahwa Rasulullah SAW apabila selesai melaksanakan shalat, beliau mengusap wajahnya dengan tangan kanannya. Lalu berdoa:

أَشْهَدُ أَنْ لَا إلهَ إلَّا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيْمُ اَللَّهُمَّ اذْهَبْ عَنِّي الْهَمَّ وَالْحَزَنَ

“Saya bersaksi tiada Tuhan kecuali Dia Dzat Yang maha Pengasih dan penyayang. Ya Allah Hilangkan dariku kebingungan dan kesusahan." (I’anatut Thalibin, juz I, hal 184-185)

Hal ini menjadi bukti bahwa mengusap muka setelah shalat memang dianjurkan dalam Islam. Karena Nabi Muhammad SAW juga mengusap muka setelah shalat.

Minggu, 15 November 2009

Kekuatan Hati Vs Nafsu …. godaan setelah istikharoh !!!


Saudaraku, Allah ‘Azza Wa Jalla begitu sayang dan memiliki kasih yang begitu besar untuk umat islam, umat yang beriman, dan umat yang selalu tahu kepada siapa dia akan menyembah dan meminta pertolongan. Contoh kecil saja, ketika manusia kebingungan untuk memilih atas beberapa pilihan yang ada , kasih sayang Allah nampak melalui islam yang telah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dengan memberikan tools untuk mendapatkan dan memantabkan pilihan yang insha Allah terbaik buatnya. yaitu dengan istikharoh, seperti kita ketahui sebelumnya (pada postingan-postingan yang lalu).

msn-confuseNamun, sesuai fitrah manusia pula, yang mempunyai nafsu dan syahwat, kadang ketika kita sudah melalukan istikharoh berkali-kali dan dengan izin Allah, beberapa isyarah/tanda datang dalam memantabkan sebuah pilihan … pilihan yang terbaik untuk kita dari Allah, nafsu dan syahwat ini seolah mengatakan “aku tidak cocok dengan pilihan itu, itu kan begini …. itu kan begitu … kan sayang kalo ini harus ditinggalkan, … kan udah kadung seneng sama yang ini …” dan sederet protes kecil dari nafsu atas pilihan itu. Begitulah fitrah manusia, mudah mengingkari sesuatu yang sekiranya tidak seiya sekata dengan nafsu. Di sisi lain, ketika proses istikharoh dilakukan untuk putaran kedua (kayak pilpress aja :D ) , hasil yang sama tetep berpihak pada isyarat-isyarat pilihan pada putaran pertama, seolah isyarat itu mengatakan, “Teteplah … secara yang Mengetahui itu Allah Ta’ala gitu lho, jadi kayaknya ini pilihan buat mu deh , bener-bener mantab dan terbaik untuk hamba-Nya”

saudaraku, kalau kita bareng pahami lebih lanjut .. di sinilah, diuji keimanan dan keikhlasan kita untuk menjalani hidup ini. Hidup sesuai jalan yang diridhoi oleh Allah ‘Azza Wa Jalla. Nah, bagaimanapun juga, sebelum keimanan dan keikhlasan itu diuji, maka jiwa dan hati ini perlu sering-sering diasah dengan ilmu agama , yaitu ISLAM dengan segala kedahsyatan yang ada dalamnya. Termasuk sarana-sarana penjaga keimanan seperti yang pernah saya sajikan pada postingan sebelumnya, seperti postingan Pernahkah kau merasa … Hatimu hampa ?? , Jagalah hati dengan Dzikrullah , dll … (bisa diliat di Daftar Isi >> Tazkiyatun Nafs)

Oleh karena itu , wahai saudara dan saudariku di jalan Allah, ikhwah fillah, menerima apa yang Allah berikan kepada kita dengan rasa syukur dan qona’ah adalah penerimaan yang terbaik yang bisa kita berikan kepada Allah , sebagai Dzat yang telah memberi kita kehidupan yang kompleks dengan setiap permasalahan yang ada di dalamnya. Tetap semangat menjalani setiap proses, di setiap aksi ada reaksi, dan bersiap-siaplah dengan reaksi yang tidak mengenakkan hati sekalipun, karena pada dasarnya itu adalah ujian dan tarbiyah (pembelajaran ) dari Allah untuk lebih menguatkan hati kita. Dan jangan lupa … apapun masalahnya, kembali pada Allah adalah langkah pertama yang harus ditempuh … Bismillah !!! setelah itu baru tahap kedua ketiga dan seterusnya mengiringi ikhtiar kita sebagai manusia yang hidup di dunia dengan proses-proses teknis dan duniawi.

keluh kesah, penyemangat diri yang tumpek blek …. :

Life must go on !!!
Never give up !!!
Don’t worry be happy !!!
You will never know, if you never try !!!
Do your best in your life !!!
Give your best , n Allah will give you the truth Happiness !!!
Insha Allah
Inna Ma’al ‘Usri yusroo …
Setelah ada kesulitan ada kemudahan
Jagalah hati . Allah akan menjagamu …
Allahu Akbar
berharap untuk selalu mencintai dan dicintai oleh Allah, serta mencintai orang lain karena Allah …
Bismillah mengawali setiap proses hidup !!

semoga bermanfaat:-)
PENEMU ARAH KIBLAT,,,SIAPAKAH DIA????
Selama berabad-abad Muslim di seluruh dunia menjalan petunjuk dalam Al-Quran, agar menghadap Qiblat di Mekkah ketika sholat. “… Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya ….” (Alquran 2;144)

Namun, bagi umat Islam yang jaraknya ribuan mil dari kota Makkah, bukan hal yang gampang untuk menemukan arah yang benar untuk sholat atau arah Qiblat. Masalah ini sering menimbulkan kontroversi.

Beberapa mesjid di Kairo, Mesir mempertimbangkan dua arah Qiblat yang berbeda dengan besaran sudut sebesar 10 derajat antara arah satu dengan yang lain, bila diambil garis lurus dari dinding luar mesjid dan dari dinding dalam mesjid.Di Amerika Utara, umat Islam mengambil arah Timur Laut sebagai arah Qiblat, berdasarkan rute lingkaran besar ( jarak terpendek permukaan bumi ) ke arah kota Makkah, sementara umat Islam lainnya mengambil arah Tenggara.

Umat Islam yang hidup di abad pertengahan, menggunakan hitungan matematika yang canggih untuk memecahkan kesulitan dalam menentukan arah Qiblat, sebelum masyarakat Eropa berhasil menemukan metoda yang sama. Ketika orang-orang Eropa meyakini bahwa permukaan bumi rata, para ilmuwan Islam sudah membuat koreksi tentang lengkungan permukaan bumi. Dua bentuk alat yang berhasil ditemukan, membuktikan bahwa ahli matematika Islam pada saat itu jauh lebih maju. Peta dunia dengan pusat kota Makkkah, menunjukkan arah dan jarak ke kota Makkah, dari berbagai tempat di dunia bagi umat Islam di abad pertengahan, dan mereka sudah membuatnya dalam bentuk peta ‘timbul’ yang baru dikenal di oleh dunia barat pada abad ke-20.

Pakar sejarah dari Johann Wolgang Universitas Goethe di Frankfurt, Jerman, David King mengungkapkan,”Saya sudah melakukan penelitian tentang arah Qiblat selama 20 tahun, dan penemuan peta ini sangat mengejutkan saya”. Selama 10 tahun terakhir, King berusaha menemukan siapa pembuat peta-peta itu, dan siapa yang lebih penting siapa yang mendisainnya. Bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa peta-peta timbul tersebut dibuat dekat Isfahan, atau yang dikenal dengan negara Iran sekarang, pada saat pemerintahan dinasti Safavid (1502-1722). King meyakini, petak-petak pada peta yang menjadi bagian yang istimewa dari peta tersebut, sudah ditemukan berabad-abad sebelumnya.

Satu dari dua peta bersejarah itu muncul pada tahun 1989, dalam pelelangan di pusat lelang Sotheby, London. Peta yang kedua, dimiliki oleh seorang kolektor yang tidak bersedia disebutkan namanya, yang membeli peta tersebut dari seorang pedagang barang-barang antik di Paris pada tahun 1995. Kedua peta itu sangat mirip, dan diperkirakan berasal dari tempat pembuatan yang sama. Peta-peta tersebut memiliki lebar sekitar 9 inci, dan aslinya dilengkapi dengan 3 alat yaitu kompas, jam matahari, dan alat penunjuk berputar, yang menunjukkan arah dan jarak ke kota Makkah. Peta-peta itu juga menggambarkan garis lintang dan garis bujur, dimana garis lintang digambarkan dengan garis melingkar sedangkan garis bujur digambarkan dengan garis vertical. Lebih dari 100 lubang terdapat pada peta yang terbuat dari campuran tembaga dan timah itu, yang menunjukkan berbagai lokasi berbeda ke arah kota Mekah sebagai pusatnya. Karena fungsinya bukan sebagai alat navigasi, peta-peta penunjuk arah Qiblat itu tidak seperti peta yang kita kenal pada umumnya. Peta tersebut tidak memberikan keterangan daratan, lautan atau sungai.

“Hal itu tidak mengherankan, karena yang mereka butuhkan adalah keterangan tentang garis lengkung permukaan bumi dan motivasi untuk menemukan arah Qiblat,” ungkap seorang ahli sejarah matematika Len Berggren dari Universitas Simon Fraser di Vancouver, Canada. “Yang menjadi kejutan adalah ide membuat peta itu dalam bentuk menyembul,” tambahnya. Bukan hanya garis bujur dan garis lintang yang keduanya menjadi penemuan yang belum pernah terjadi di dunia Islam, tapi ukuran-ukurannya pun sangat tepat sehingga jarak ke kota Mekah dalam petunjuk tersebut, sesuai dengan jarak seperti yang ada sekarang. Kalau garis-garis itu hanya berupa garis lurus, maka teori untuk menemukan arah Qiblat pada peta itu tidak berlaku.

Menurut King, para pembuat peta di Isfahan tidak pernah mengerjakan bentuk lengkung dalam peta itu sendiri, mereka juga melibatkan pakar astronomi bukan para ahli matematika.

Lantas darimana model asli penunjuk Qiblat sebenarnya berasal ? Menurut perkiraan King, pada awal abad ke-19, para ahli astronomi Islam sudah merancang metode untuk menghitung arah Qiblat.

Jumat, 06 November 2009

nantikanku di batas waktu


di kedalaman hatiku
tersembunyi harapan yang suci
tak perlu engkau meragukan
lewat keshalihanmu yang terukir menghiasi dirimu
tak perlu dengan kata-kata...
sungguh walau ku kelu tuk mengungkapkan perasaanku
namun, penantianmu pada diriku jangan salahkan...
kalau memang kau pilihkan aku
tunggu sampai aku datang
nanti,ku bawa kau pergi ke surga abadi
kini belumlah saatnya
aku membalas cintamu
nantikanku di batas waktu....

Senin, 02 November 2009

maaf...

bukan salahmu saudaraku,,,
karena kau berhak mendapat rasa manusiawi sperti itu...
dan maafku yang pling bsar untukmu,,,,
karena ku tak tau cara membalasmu...
afwan....